SELAMAT DATANG DI BANANAS FOUNDATIONS BLOG

Wahana berbagi ide dan aspirasi guna mewujudkan solidaritas masyarakat dengan stabilitas ekonomi dan senyum karakteristik sesama

Biografi Penulis

Foto saya
Kami adalah bagian dari masyarakat , kami hadir untuk masyarakat, edukasi,inovasi dan sebagainya kami berusaha lebih dekat dengan masyarakat. kaami hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti Edukasi, Food , consultant, dll

Kamis, 07 Januari 2010

Perikanan Budidaya optimis naik pesat




Produksi Perikanan Budidaya Optimis Naik 47%
Belajar dari negara-negara China yang telah berhasil memproduksi perikanan hasil budidaya, Vietnam sebagai pengekspor terbesar patin (catfish) ke Amerika dan pengekspor udang windu terbesar ke Jepang, dan Philipina sebagai penghasil sekaligus pengekspor terbesar rumput laut, kini saatnya Negara Indonesia mengejar ketertinggalan tersebut.

Indonesia yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang sangat besar. Apabila dimanfaatkan bukan tidak mungkin akan menjadi salah satu negara pemain utama dunia produk-produk perikanan sekaligus dalam rangka mendukung pencapaian visi pembangunan ekonomi Indonesia 2030 sebagai lima besar kekuatan ekonomi dunia.
Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya – DKP menempuh 3 (tiga) kebijakan pengembangan yaitu Pengembangan produksi budidaya untuk peningkatan ekspor; dengan fokus peningkatan daya saing melalui pengembangan dan penerapan teknologi yang super efisien dan ramah lingkungan. Pengembangan produksi budidaya untuk peningkatan konsumsi ikan dalam negeri; dengan fokus peningkatan dan penguatan komoditas spesifik daerah dan pengembangan kolam pekarangan masyarakat.
Pengendalian pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya; dengan fokus peningkatan kepedulian masyarakat pembudidaya ikan dalam pelestarian ekosistem sumberdaya perikanan budidaya. Hal tersebut diungkapkan Dirjenkan Perikanan Budidaya dalam acara Temu Koordinasi Pemantapan Pelaksanaan Pembangunan Perikanan Budidaya TA. 2008 di Bandung Februari lalu.
Terkait dengan hal tersebut, maka APBN TA 2008 lebih diarahkan untuk beberapa program penting. Pertama, pengembangan kawasan budidaya, dengan kegiatan pokok pengembangan budidaya ikan komoditas ekspor dan konsumsi dalam negeri. Kedua, yakni perbaikan jaringan penyediaan benih bermutu dengan kegiatan pokok pembinaan dan pengembangan penerapan Cara Berbudidaya Ikan yang Baik (CBIB). Ketiga untuk pembinaan dan pengawasan penerapan sistem mutu budidaya melalui pengawasan penerapan CBIB, pemantauan peredaran mutu pakan dan benih, serta pemantauan peredaran obat ikan. Keempat, untuk memantau pencemaran lingkungan dan kesehatan ikan. Dan kelima untuk penguatan sarana dan prasarana fisik kawasan dengan kegiatan pokok pembangunan/rehabilitasi prasarana fisik kawasan.
Pelaksanaan berbagai kegiatan prioritas tersebut diharapkan dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya kawasan budidaya laut, payau dan air tawar dalam rangka menegakkan tiga pilar pembangunan, yakni pro-job, pro-poor dan pro-growth.
Menurut Dirjenkan Budidaya, Made L Nurdjana untuk ke depan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya akan terus mengembangkan perikanan budidaya skala kecil yang menyerap tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Mengembangkan perikanan budidaya yang berdaya saing, ramah lingkungan berkelanjutan, dan melaksanakan pengendalian dan pengawasan pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya serta rehabilitasi sumberdaya yang mengalami kerusakan.
Dengan mengangkat tema pertemuan: ”Menggalang Komitmen dalam Mencapai Keberhasilan Revitalisasi Perikanan Budidaya”, Dirjen Perikanan Budidaya optimis sasaran produksi perikanan budidaya dalam tahun 2009 diproyeksikan sebesar 7,394 juta ton atau naik 47,36 % dari target produksi tahun 2008. Untuk mencapai sasaran produksi tersebut akan ditempuh melalui pelaksanaan program utama, yaitu : PROPEKAN, PROKSIMAS dan PROLINDA dengan berbagai kegiatan prioritas.
Tahun 2009, untuk komoditas ekspor (PROPEKAN) Direktorat Jenderal Perikanan akan memprioritaskan pengembangan kawasan budidaya, yang mencakup kawasan budidaya rumput laut, kerapu, kakap putih, abalone, lobster, udang, artemia, bandeng, nila, patin, lele, dan gurame, serta komoditas baru yakni Ganggang Merah (Rhodophyceae) untuk menghasilkan pulp (bubur kertas), sidat, dan mutiara. Untuk konsumsi dalam negeri (PROKSIMAS) prioritas komoditas yang dikembangkan meliputi kekerangan, bandeng dan ikan lokal, sedangkan pengembangan komoditas PROLINDA ditujukan untuk penyeimbangan ekosistem perairan umum.
Temu koordinasi tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas bersama Kepala Sub Dinas Program dan Kepala Sub Dinas yang membidangi perikanan budidaya dari Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi, para Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten/Kota atau Pejabat Dinas yang membidangi perikanan budidaya dari lokasi penerima Dana Tugas Perbantuan, para Kepala UPT Pusat Ditjen Perikanan Budidaya dari seluruh Indonesia, serta para Pakar yang tergabung dalam SATGAS Revitalisasi Perikanan Budidaya dan SATGAS Perbenihan. Selain itu, pertemuan ini juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) yang menyampaikan kebijakan Ditjen P2HP dalam memperluas pasar bagi produk perikanan budidaya. Kemudian diikuti dengan pemaparan oleh Direktur Utama ASKRINDO yang lebih banyak membahas Dukungan Penguatan Modal Usaha Skala Kecil, dan pemaparan dari Direktorat Jenderal Sumberdaya Air (Departemen PU) yang membahas Peran Departemen Pekerjaan Umum dalam mendukung penyediaan air bagi kegiatan usaha perikanan budidaya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

BANANAS FOUNDATIONS © 2008 Business Ads Ready is Designed by Ipiet Supported by Tadpole's Notez